Ditengah Pandemi, Ribuan Buruh di Boyolali Ngamuk Demo-Bakar Ban! Ternyata Karena Ini Masalahnya


Ribuan pekerja PT Pan Brothers Tbk (PBRX) di pabrik Boyolali, Jawa Tengah, melakukan aksi demonstrasi. Mereka menyatakan ketidakpuasannya atas kebijakan perusahaan yang membayar gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) dengan cara dicicil.

Informasi ini terungkap dalam unggahan video viral di Youtube berdurasi singkat sekitar 0,33 detik yang berisi riuhnya massa buruh yang menyerbu pabrik perusahaan tekstil tersebut.

Ribuan buruh pabrik garmen tersebut juga memenuhi dan menutup akses jalan Mojosongo - Teras. Bahkan, mereka juga tampak membakar ban di tengah jalan, menurut laporan Detik.com.

Salah seorang buruh yang enggan disebut namanya mengungkapkan, unjuk rasa terjadi secara spontan. Hal itu dipicu ketidakpuasan pekerja setelah mendapat pengumuman dari manajemen jika gaji bulan ini dicicil dua kali. Aksi demo diikuti oleh seluruh pekerja dari semua divisi.




Menanggapi hal ini, Vice Chief Executive Officer Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto mengakui, saat ini perseroan menghadapi tantangan likuiditas yang ketat, perseroan, kata Anne harus membagi arus kas dengan membayar kewajiban ke bank dan supplier, berikut dengan gaji dan THR yang harus dibayarkan kepada para pekerja.
.
"Pan Brothers sanggup membayar THR, asal dicicil, nggak bisa full. THR nantinya semua akan dibayarkan," kata Anne, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (5/5/2021).

Lebih lanjut dijelaskan Anne, di tengah kondisi likuiditas yang ketat akibat pandemi, perseroan harus memutar otak agar roda bisnis PBRX tetap berjalan dan menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
"Kalau supplier tidak dibayar on time kan nanti jadi bermasalah [ke produksi]. Kita ini mau menghindari PHK," kata Anne.

Dia menyebut saat ini manajemen dan karyawan sudah menemukan upaya terbaik mengatasi masalah tersebut. "Sudah selesai, mereka mengerti. Kita pulangkan setengah hari untuk mencegah kerumunan," imbuhnya.

Artikel: CNBC Indonesia
Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait